Followers

Milik simeluncur. Powered by Blogger.
Home » » Days 9-10

Days 9-10


210213
Kita memang tak pernah bisa memilih takdir yang telah di kehendaki tuhan, kita pula tak pernah bisa merubah sebuah dilema kelam di masa lalu, tapi kita masih bisa untuk membuatnya lebih baik di masa sekarang dan juga di masa depan.
Sedikit goresan tentang sebuah pena hitam yang telah tergariskan dengan alami oleh sebuah perbuatan, sebuah goresan tentang masa lalu yang begitu gelap namun memiliki sebuah nilai indah untuk di jadikan ilmu di masa sekarang dan juga masa mendatang. Aku yang dulu, akan berubah menjadi saya yang sekarang. Dimana sebuah konflik terjadi dalam ruangan yang memang kita tak tahu seberapa besar kapasitas ruangan itu, yap.. ruangan itu adala hati dan pikiran.

Pertemuan di sore itu merupakan pertemuan singkat namun terasa sangat lama, semua gerak dan alunan waktu begitu melambat dan hanya gerak dari tubuh dan irama-irama suara yang sumbang mulai terlantunkan dari masing-masing bibir dan tenggorokan.
Sore itu bersama adikmu cantikku,
aku begitu terheran-heran oleh sosoknya, dia begitu pendiam dan sekelabat terlihat kemisteriusan sosok yang memang belum pernah aku jumpai. Lama aku untuk memikirkan bagaimana cara berinteraksi dengan dia, dan pada akhirnya aku bisa memancing atau mengajak dia berinteraksi secara langsung, dengan sedikit candaan dan juga keseriusan yang malu-malu untuk keluar, akhirnya terkembanglah senyuman darinya. Dan kamu cantikku, mungkin terheran-heran, sosok adikmu yang memang mungkin sulit untuk di ajak berkomunikasi ataupun respect  terhadap lawan jenis akhirnya luluh juga dengan sedikit candaanku dan permainan psikologku :).
Sore ku lewati dengan secangkit ekspresso hangat di kedai itu, ada sedikit keheranan tentang masalah tinggi badan kamu, hmm…
Entah kenapa kamu dengan adikkmu ternyata lebih tinggi adikmu, (ups ga mengejek loh). Tapi dari segi penampilan masih menang kamu lah,, mungkin alesannya adikmu masih kecil itu, *haha*.

Pertemuan singkat yang terjadipun harus berakhir di iringi oleh rintik-rintik hujan yang turun dari langit malam, aku tak pernah bisa untuk mengantarkanmu pulang, dan mungkin sangat sulit untuk bisa mengantarmu pulang.
Dengan pakaian basah aku merebahkan diriku ke atas ranjang dan mengeluh ahh..kenapa pertemuan yang terjadi hanya singkat dan tak pernah aku berbicara 4 mata dengan dia , namun aku bisa menepis semua keluh kesah itu dengan sedikit logika.
Hari-hari berjalan begitu saja, dan mungkin menurutku banyak cerita yang terjadi di dalamnya, namun aku hanya menulis sebuah cerita yang memiliki kesan yang spesial di diriku, tak tahu buatmu, mungkin kan kamu tulis atau kan kamu ceritakan untuk orang tersayangmu di masa mendatang.
Cantikku..
Setiap hari yang terlewati aku merasa sangat sulit untuk mengingat kenangan itu. Apakah benar kenangan ini telah menjadi sebuah ingatan. Semoga saat kita bertemu kelak kamu kan menumbuhkan kenangan itu dan memupuk daun kecil yang telah terlanjur tumbuh dalam diriku.

Dear my love..

With tears, from both my eyes n my heart, right now, while remembering that story, I want to thank u for being so good to me, for always patiently listening to me n give me a little love, u have saved me.

If u want to go n rest, I will respect your decision, the way u have been understanding me, pure n deep, u know, u are always in my heart. Wherever u are.
I miss u, realy realy miss u.
(WM) –(R)

To be continue…

0 comments:

Post a Comment

Popular Posts

Labels

Pageviews